BERITA UTAMA
DAERAH
HUKUM
0
Warga Budi Mulya Geradak Kantor Pemerintah Desa
Banyuasin | Sumsel.suarana.com - Warga masyarakat desa Budi Mulya, kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan beramai ramai mendatangi kantor pemerintah Desa pada Senin 20 Januari 2025 kemarin, kedatangan warga masyarakat ternyata mengawal proses musyawarah yang digelar pemdes Budi Mulya.
Menurut informasi yang didapat, ramainya penduduk yang berdatangan ke kantor desa Budi Mulya ini adalah bertujuan meminta kepala desa mempertanggungjawabkan hasil keuangan pengelolaan Tanah Kas Desa (TKD) yang dinilai kurang dalam hal keterbukaan informasi, bahkan diganang ganang telah dibelikan mobil oleh sang kades.
Seorang penduduk setempat yang tidak ingin disebut identitasnya menyebutkan, adanya pergerakan warga ini dikarenakan ingin mendapatkan kejelasan hasil Tanah Kas Desa yang mereka duga dibelikan mobil oleh sang kades, hal tersebut dipicu karena selama kurun waktu kurang lebih tujuh tahun tidak pernah ada kejelasan/laporan keuangan pengelolaan dana TKD dimaksud dan kejadian ini merupakan tindak lanjut pergerakan warga pada Selasa (14/1) lalu
"Keinginan masyarakat itu terus terang wae, transparan,, ini dana dari ini untuk ini,,, minta persetujuan dari masyarakat itu wae mas" ungkapnya
Selain itu, beredar pula isu bahwa pengelolaan badan usaha milik desa setempat ada pengurus tanpa adanya perkembangan, menurut dia ada warga masyarakat yang tergerak untuk kompak melakukan pergerakan ini berawal banjir yang melanda hingga masyarakat setempat berinisiatif untuk meminta pemerintah Desa (Kades) melakukan realisasi pencucian parit (primer) menggunakan dana hasil pengelolaan tanah kas desa selama kurang lebih tujuh tahun supaya banjir dapat diatasi, namun kades yang dinilai tidak mengindahkan hingga warga menjadi emosi yang dipicu pula pembelian mobil yang diduga menggunakan uang hasil TKD Budi Mulya oleh sang kepala desa.
"Aslinya kalo Ndak banjir dana desa untuk mandi untuk apo ngak kepikiran, Iyo Ndak pernah protes, baru kali ini lah mulai dari transmigrasi disini belum pernah ada demo demo kayak gini" tuturnya
Menurutnya, pergerakan warga ini diinisiasi oleh keberanian seorang tokoh pengurus masjid setempat yang nekat mempertanyakan dana penghasilan asli desa/ingkam desa yang bersumber dari hasil pengelolaan Tanah Kas Desa (TKD) Desa Budi Mulya.
"Tokoh masyarakat pengurus masjid nekat temui BPD" bebernya
Sementara itu seorang tokoh masyarakat (Sd) yang diketahui merupakan mantan perangkat desa setempat saat dimintai keterangan terkait adanya dugaan penyelewengan dana TKD tersebut menjelaskan bahwa hal itu tidak bisa dipastikan lantaran selama ini tidak ada laporan sama sekali.
Yang ia ketahui bahwa dari delapan hektar luasan lahan Tanah Kas Desa Budi Mulya ini dua setengah hektar nya berada di daerah dusun 1 dan menurut dia setengah hektar dari luasan dimaksud tidak ada laporan selama ini sama sekali.
"Kalo penyelewengan itu saya kira belum jelas kan nggak ada laporan, yang di dusun 1 ini kan ada dua setengah hektar (2,5 H,a) yang setengah ini nggak pernah pulang, ngak tau bagaimana transaksinya juga juga nggak ada laporan selama tujuh tahun, yang dua hektar ini berawal dari kegiatan pasar yang mangkrak tapi nggak tau itu dari mana pokoknya harus timbul kebun yang dua hektar itu tadi di gade bos, nah sama bos disewa" jelas dia
Disebut soal mobil yang dikabarkan dibeli oleh kepala desa dengan menggunakan dana TKD tersebut dirinya mengatakan bahwa sesuai hasil musyawarah mobil ini ditarik oleh bos pembeli buah sawit setempat.
"Kalo mobil tadi udah di bahas bahwa di tarik bos, sebenarnya dari awal kami Ndak mau ngutik itu tapi di awal sambutan dia udah ngomong"terang dia
Disinggung mengenai badan usaha milik desa (BUMDES) mantan perangkat desa Budi Mulya ini menilai BUMDES di desanya saat ini sedang mengalami mati suri, hal tersebut beralasan bahwa tidak nampak perkembangan maupun pelaporan dari pengurus yang sampai saat ini masih ada strukturnya.
"Kalau BUMDES keadaan sekarang ini menurut saya koma, idup ndak mati ndak,, kalo di katakan hidup itu Ndak ada perkembangan laporan, mati tapi tapi pengurusnya masih ada" ujarnya
Terpisah, "Samirin selaku kepala desa setempat saat dikonfirmasi mengenai hasil musyawarah yang terpantau dikawal ketat warga masyarakat tersebut, berkata bahwa benar rapat yang juga dihadiri Kapolsek air kumbang dan staf kecamatan adalah menindaklanjuti keinginan dari masyarakatnya, meski sempat menuturkan beberapa poin terkait kewenangan pembersihan saluran yang diminta oleh warga "Samirin memastikan bahwa hasil yang sudah disepakati bersama ialah memenuhi permintaan warga, mengenai mobil dia pun membenarkan penarikan yang dilakukan oleh bos sawit,
Menurut "Samirin mobil tersebut memang bukan dibeli dengan uang pribadinya melainkan uang milik bos yang melakukan penarikan, disebut adanya informasi bahwa sempat ada upaya pembuatan perjanjian tertulis bahwa mobil tersebut akan menjadi milik pribadinya setelah menjabat "Samirin berkata hal tersebut batal lantaran tidak disetujui oleh BPD, dengan begitu adanya dugaan dugaan yang beredar disinyalir mendekati kebenaran, bahwa kades Budi Mulya ini diduga melakukan penggelapan dana hasil pengelolaan Tanah Kas Desa.
Kades Budi Mulya ini juga membenarkan adanya kesepakatan membentuk kepengurusan baru pengelolaan Tanah Kas Desa yang ia sebut selama ini tidak ada pengurusnya, disinggung mengenai BUMDES Budi Mulya "Samirin menerangkan mati surinya badan usaha milik desa ini disebabkan dana yang dikelola banyak tersangkut di warganya sendiri, namun saat ditanya tentang bidang pergerakan BUMDES di desanya tersebut "Samirin meminta awak media menemui langsung ke pengurusannya menurut dia pemerintah Desa Budi Mulya hanya sebatas pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan BUMDES dimaksud.
. Pewarta: Junaidi
Via
BERITA UTAMA