ADAT BUDAYA
BERITA UTAMA
DAERAH
SEJARAH
0
Keindahan Pemandangan Desa Upang Terlihat Menakjubkan Dari Atas
Banyuasin | Sumsel.suaran.com -- Keindahan Pemandangan Desa Upang Kecamatan Air Salek Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan tampak terlihat menakjubkan jika dilihat dari atas, terlihat jelas kondisi pemukiman warga masyarakat di pinggir sungai musi yang mana pada bagian belakang desa terhampar puluhan hektar lahan persawahan hingga ke desa tetangga.
Sebuah pemukiman penduduk yang tinggal di bantaran sungai musi ini ternyata sarat pula dengan sejarah yang berkaitan erat pada cerita rakyat, yaitu kisah Demang Lebar Daun yang melegenda di zaman kejayaan masa kesultanan Sriwijaya.
Menurut riwayat, Desa Upang ini terdiri dari 4 suku pengungsi yang berpindah dari tempat asal mereka untuk mencari persembunyian pada masa tersebut, menurut keterangan di zaman tersebut diriwayatkan adanya Lanun (perompak) yang kejam tak pandang bulu menghabisi nyawa manusia yang menjadi mangsanya.
Konon katanya ke empat pengungsi yang kemudian menjadi warga asli Desa Upang ini berasal dari pedukuhan selebar daun (kini masuk dalam wilayah Desa Upang ceria kecamatan muara Telang) ada juga yang datang dari pedukuhan Pengkalan buluh (sekarang area PT Transpacific Desa Upang jaya)
Adapun sebagian pengungsi lainnya dipercaya oleh masyarakat setempat datang dari negeri Jiran Malaysia yang konon katanya merupakan rombongan untuk melamar putri Kembang Dadar yang kemudian kapalnya kandas dan pecah di muara sungai musi (di wilayah tanjung Johor) kecamatan makarti jaya.
Terlepas dari riwayat yang sarat dengan sejarah yang melegenda, Desa Upang diketahui juga sebenarnya sempat memiliki wilayah yang tersebar luas hingga ke perbatasan sungsang dan Makarti jaya, fakta ini dibuktikan dengan adanya ketujuh desa pemekaran yakni Upang jaya, Upang karya, Upang ceria, Upang Cemara, Upang makmur, Upang Mulya dan Upang Marga yang sebelumnya merupakan bagian dari Desa ini .
Pewarta: Junaidi
Via
ADAT BUDAYA