BERITA UTAMA
DAERAH
PERTANIAN
0
Dilanda Hujan Berlebih, Banyak Gabah Yang Tumbuh Ditengah Kontroversi Harga Jual
Banyuasin | Sumsel.suarana.com -- Dilanda curah hujan yang berlebihan beberapa hari terakhir, banyak ditemukan gabah milik petani yang tumbuh di dalam karung, hal tersebut disebabkan para petani tak bisa menjemur gabah gabah yang tadinya lembab seusai dipanen, sedang untuk alternatif menunda proses pemanenan dilakukan, para petani ini disinyalir khawatir akan lebih banyak padi yang roboh akibat diterpa angin dan hujan setiap hari.
Terpantau awak media di tiga kecamatan wilayah kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, sejak seminggu terakhir yakni diwilayahnya kecamatan air salek, muara telang dan muara sugihan saat ini sudah memasuki musim panen raya, hanya saja eksistensi curah hujan yang tinggi menjadi dilema para petani, ditambah lagi harga jual gabah pun hingga kini masih sebuah kontroversi di tiga kecamatan tersebut.
Seorang petani yang tak mau namanya disebut ditemukan sedang memeriksa dan memisahkan antara gabah kering/lembab dengan yang terlanjur tumbuh lantaran tak dapat dijemur mengungkapkan bahwa hidup di daerah jalur bukan hal yang mudah, sementara pendapatan menurut dia jika dihitung sama saja dengan buruh harian di kota kota, disebut tentang hujan yang hampir setiap hari ini, seolah menghibur diri sendiri dia berkata dampak hujan tak hanya menyebabkan rahim para ibu yang bersemi tetapi gabah hasil panen pun juga ikut tumbuh dengan cepat, setengah mengeluh ia berucap seakan pasrah dengan keadaan dan berusaha mensyukuri kualitas beras yang bakal dikonsumsi dari padi yang tumbuh tersebut. Senin 27/1/2025.
"musim hujan kayak gini bukan janin saja yang tumbuh di dalam rahim
tapi padi juga banyak yang tumbuh di dalam karung, siap-siap makan nasi brown rice, susah jadi wong jalur, musim hujan banjir jalan ancur. musim kemarau berlebihan hujan debu, soal penghasilan duit sama saja. enggak kerja yo ngak makan" ungkapnya
Sementara itu hasil penelusuran selama beberapa hari di pekan terakhir ini harga jual gabah petani yang diganang ganang telah ditetapkan pemerintah dengan harga standar Rp,6500 (enam ribu lima ratus rupiah) masih menuai kontroversi dan berbagai penilaian dari masyarakat petani yang dijumpai.
"baiknya pemerintah merubah sistem,, dengan menempatkan Bulog di setiap kecamatan dan desa. jadi hasil tani langsung masuk semua ke Bulog dengan harga yang sudah di tentukan. tidak lagi melalui tengkulak,,
kalau sistem seperti sekarang enggak bakal bisa pak, tengkulak udah merajai lapangan" ujarnya saka (60)
"Petani yang senang dengan harga jual mahal ialah petani besar atau juragan sawah, sedangkan buruh tani biasanya cuma punya lahan untuk tanam dan hasilnya cukup untuk makan sendiri tidak di jual, yang paling membantu untuk petani kalangan bawah ialah harga pupuk,dan bibit/benih yang murah" ucap M,Fardhan (50)
"harga gabah tak bisa ditentukan karena kualitas gabah itu beda beda brow yang penting itu stok pupuk ada ditoko dengan harga normal persak 95 itu sudah bersukur" sebut Udin (45)
"katanya harga gabah 6500 dari pemerintah,tapi di kecamatan muara telang jalur 8 harga gabah cuma 5300 gimana pendapat kalian" timpal Jefri (44)
"Hoax mungkin bukti nya di Sumatra Selatan harga gabah masih 5200 ,itu biar Patani makin panik aja ,di mana 6500 mukin sisa nya ngumpet kali ya" tambah wayan (55)
"Petani bisa menerima harga HPP kalo dibarengi dengan pembelian bulog, suatu misal petani sudah panen gudang belum buka belum beli beras, kalo beras laku harga bagus lancar tengkulak juga pada bersaing dilapangan cari gabah tetapi begitu beras lesu tengkulak juga sepi turun ke lapangan" nilai Nardi (60)
Terpisah, untuk melengkapi data investigasi yang didapat, awak juga meminta tanggapan kepada "juddin (52) yang merupakan seorang pekerja buruh harian lepas, dimintai tanggapan darinya tentang harga gabah yang sedang diributkan para petani ini , selaku buruh yang tidak memiliki penghasilan tetap dirinya justru terkesan khawatir akan kenaikan harga yang dikabarkan telah ditetapkan oleh pemerintah, sebagai seorang buruh, menurut dia harga beras sangat menentukan keberlangsungan hidup golongan pekerja seperti dirinya.
"Kalau harga gabah naik, beras mahal kalangan bawah semakin menjerit mereka yang bakal kena dampaknya, semakin banyak orang kelaparan gak bisa beli beras,sedangkan harga yang laen murah, coba harga beras yang murah semua kalangan bawah menikmati bisa beli beras bisa makan nasi" kata juddin.
. Pewarta: Junaidi
Via
BERITA UTAMA